Saling Memaafkan Penyelesaian Terbaik Dalam Kesalahpahaman

Sebaris kalimat yang kita ucapkan atau tuliskan, bisa ditanggapi dan direspon berbeda oleh setiap orang. Misalkan seorang pria mengucapkan, “Anda cantik” kepada 3 orang wanita di waktu dan tempat berlainan. Katakanlah ketiga wanita tersebut bernama A, B dan C.

Si A seorang wanita berpenampilan biasa saja yang suka berdandan akan menanggapinya dengan senang hati dan menganggapnya sebagai pujian lalu merespon dengan tingkah laku yang lebih bersahabat.

Si B berpenampilan memang cantik dan sudah sering mendapat pujian seperti itu, akan menanggapi dan merespon biasa saja karena menganggapnya sebagai rayuan banyak pria kepadanya.

Wanita ketiga si C berpenampilan kurang menarik, akan merasa tidak senang, bahkan dianggapnya sebagai hinaan atau olok-olok. Dia marah dan pergi.

Ilustrasi itu hanya melihat sedikit faktor dari sangat banyak faktor yang mempengaruhi pikiran dan tingkah laku seseorang. Faktor yang belum dilihat seperti kedekatan hubungan antara si pria dan wanita, suasana lingkungan, latar belakang kehidupan, topik pembicaraan, cara berbicara dan banyak lagi.


Semua faktor tersebut yang membuat suatu aksi menimbulkan banyak reaksi yang berlainan. Sepatah kalimat pujian bisa dianggap hinaan, demikian juga sebaliknya suatu hinaan bisa ditanggapi sebagai sebuah dorongan. Sebuah niat baik bisa ditanggapi tidak baik dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Ketika suatu aksi menimbulkan reaksi yang tidak sesuai harapan, terjadilah kesalahpahaman yang disebabkan oleh faktor-faktor yang diuraikan di atas. Kita sulit untuk memperhitungkan faktor-faktor tersebut. Akibatnya sering terjadi salah paham. Sesuatu yang kita sampaikan ditanggapi berbeda dari yang diharapkan. Kesalahpahaman ini tentu terjadi secara tidak sengaja dan banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Kesalahpahaman jelas menimbulkan masalah, dari ringan sampai berat. Masalahnya adalah satu pihak merasa pihak lain melakukan kesalahan terhadap dirinya dan salah satu atau kedua belah pihak belum tahu kalau hal itu terjadi karena kesalahpahaman. Salah satu pihak tanpa sadar dan tanpa sengaja melakukan kesalahan.

Kesalahpahaman ini justru paling banyak terjadi dalam hubungan keluarga. Antara suami - istri, orang tua – anak, antar saudara, menantu – mertua dan kakek/nenek – cucu. Kedekatan hubungan, intensitas bertemu dan berinteraksi menyebabkan komunikasi kurang terkontrol. Merasa masih satu keluarga, masing-masing anggotanya kurang peduli dengan tata cara dan tata krama berkomunikasi.

Sebagai contoh kecil. Seorang suami sebagai kepala keluarga merasa wajar dan berhak membentak dan menghardik istri dan anaknya. Bentakan dan hardikan ini sesungguhnya bertujuan dan bermaksud baik, mungkin bagi si suami untuk kedisiplinan. Tanpa disadari sang ayah, “maksud baik ini” telah melukai perasaan buah hatinya sendiri. Lebih parah lagi istri dan anaknya takut atau segan atau tidak mau mengatakan terus terang perasaannya yang terluka. Kalaupun mau mengatakannya, sang ayah tidak mau mendengarkan atau mendengar tapi tak peduli. Bisa dibayangkan jika kesalahpahaman antara “maksud baik ayah” dengan perasaan terluka istri dan anak ini berlangsung bertahun-tahun.

Kalau saja sang ayah tahu tata cara dan tata krama berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain. Lalu istri dan anak dapat melakukan komunikasi dengan baik, mengungkapkan bahwa mereka merasa terluka dan tidak nyaman atas perlakuan ayahnya. Kesalahpahaman dalam hubungan keluarga bisa dikurangi seminimal mungkin.

Salah satu tata cara dan tata krama berkomunikasi yang terpenting adalah memohon dan memberi maaf secara tulus. Kesalahpahaman adalah kesalahan yang terjadi tanpa sengaja dan tanpa disadari. Kesalahan seperti ini sangat patut untuk saling memaafkan. ^_^
Labels: Gaya Hidup

Terimakasih telah membaca Saling Memaafkan Penyelesaian Terbaik Dalam Kesalahpahaman. Silahkan di share...!

SafelinkU | Shorten your link and earn money

Popular Posts

Back To Top